Minggu, 07 Oktober 2012

Teori kecemasan dan perilakunya


Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (DepKes RI, 1990).

Kecemasan dapat didefininisikan suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal (Stuart and Sundeens, 1998).

Kecemasan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai dengan tanda somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktifitas sistem syaraf otonom. Kecemasan adalah gejala yang tidak spesifik yang sering ditemukan dan sering kali merupakan suatu emosi yang normal (Kusuma W, 1997).
Kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar atau konfliktual (Kaplan, Sadock, 1997).

Teori Kecemasan
Teori-teori kecemasan adalah sebagai berikut :

a      Teori Psikodinamik
Freud (1993) mengungkapkan bahwa kecemasan merupakan hasil dari konflik psikis yang tidak disadari. Kecemasan menjadi tanda terhadap ego untuk mengambil aksi penurunan cemas. Ketika mekanisme diri berhasil, kecemasan menurun dan rasa aman datang lagi. Namun bila konflik terus berkepanjangan, maka kecemasan ada pada tingkat tinggi.

Mekanisme pertahanan diri dialami sebagai simptom, seperti phobia, regresi dan tingkah laku ritualistik. Konsep psikodinamik menurut Freud ini juga menerangkan bahwa kecemasan timbul pertama dalam hidup manusia saat lahir dan merasakan lapar yang pertama kali. Saat itu dalam kondisi masih lemah, sehingga belum mampu memberikan respon terhadap kedinginan dan kelaparan, maka lahirlah kecemasan pertama.

Kecemasan berikutnya muncul apabila ada suatu keinginan dari Id untuk menuntut pelepasan dari ego, tetapi tidak mendapat restu dari super ego, maka terjadilah konflik dalam ego, antara keinginan Id yang ingin pelepasan dan sangsi dari super ego lahirlah kecemasan yang kedua. Konflik-konflik tersebut ditekan dalam alam bawah sadar, dengan potensi yang tetap tak terpengaruh oleh waktu, sering tidak realistik dan dibesar-besarkan).

b      Teori Perilaku
Menurut teori perilaku, Kecemasan berasal dari suatu respon terhadap stimulus khusus (fakta), waktu cukup lama, seseorang mengembangkan respon kondisi untuk stimulus yang penting. Kecemasan tersebut merupakan hasil frustasi, sehingga akan mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang di inginkan.

c      Teori Interpersonal
Menjelaskan bahwa kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan antar individu, sehingga menyebabkan individu bersangkutan merasa tidak berharga.

d    Teori Keluarga
Menjelaskan bahwa kecemasan dapat terjadi dan timbul secara nyata akibat adanya konflik dalam keluarga.

e      Teori Biologik
Beberapa kasus kecemasan (5 - 42%), merupakan suatu perhatian terhadap proses fisiologis (Hall, 1980). Kecemasan ini dapat disebabkan oleh penyakit fisik atau keabnormalan, tidak oleh konflik emosional. Kecemasan ini termasuk kecemasan sekunder (Rockwell cit stuart & sundeens, 1998).

Klasifikasi Tingkat Kecemasan
Ada empat tingkat kecemasan, yaitu ringan, sedang, berat dan panik (Townsend, 1996).

1.      Kecemasan ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan ringan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah kelelahan, iritabel, lapang persepsi meningkat, kesadaran tinggi, mampu untuk belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai situasi.

2.      Kecemasan sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada masalah yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang terarah. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantung dan pernapasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal, kemampuan konsentrasi menurun, perhatian selektif dan terfokus pada rangsangan yang tidak menambah ansietas, mudah tersinggung, tidak sabar,mudah lupa, marah dan menangis.

    Kecemasan berat
Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang dengan kecemasan berat cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area yang lain. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, nausea, tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare, palpitasi, lahan persepsi menyempit, tidak mau belajar secara efektif, berfokus pada dirinya sendiri dan keinginan untuk menghilangkan kecemasan tinggi, perasaan tidak berdaya, bingung, disorientasi.

4      Panik
Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang sedang panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan ini adalah susah bernapas, dilatasi pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis, pembicaraan inkoheren, tidak dapat berespon terhadap perintah yang sederhana, berteriak, menjerit, mengalami halusinasi dan delusi.


Respon Fisiologis terhadap Kecemasan
·  - Kardio vaskuler;  Peningkatan tekanan darah, palpitasi, jantung berdebar, denyut nadi meningkat, tekanan nadi menurun, syock dan lain-lain.

·       - Respirasi;  napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik.

·  -  Kulit:  perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat seluruh tubuh, rasa terbakar pada muka, telapak tangan berkeringat, gatal-gatal.

·   -  Gastro intestinal;  Anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut, rasa terbakar di epigastrium, nausea, diare.

·    - Neuromuskuler;  Reflek meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, kejang, , wajah tegang, gerakan lambat.

Respon Psikologis terhadap Kecemasan
·      
      Gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan tidak ada koordinasi, menarik diri, menghindar.
·  
   Kognitif;  Gangguan perhatian, konsentrasi hilang, mudah lupa, salah tafsir, bloking, bingung, lapangan persepsi menurun, kesadaran diri yang berlebihan, kawatir yang berlebihan, obyektifitas menurun, takut kecelakaan, takut mati dan lain-lain.
·    
        Afektif;  Tidak sabar, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar biasa, sangat gelisah dan lain-lain.

gejalanya :
1. Berdebar diiringi dengan detak jantung yang cepat
2. Rasa sakit atau nyeri pada dada
3. Rasa sesak napas
4. Berkeringat secara berlebihan
5. Kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas seksual
6. Gangguan tidur
7. Tubuh gemetar
8. Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin dan bekeringat
9. Kecemasan depresi memunculkan ide dan keinginan untuk bunuh diri
10. Gangguan kesehatan seperti sering merasakan sakit kepala (migrain).


Review selanjutnya kelompok terakhir …

Saya akan melanjutkan me review jurnal tugas kelompok analisis jurnal . kelompok selanjutnya membahas mengenai “Pengaruh visual storytelling komik asing pada komik indonesia terbitan PT. Elex media komputindo tahun 2004-2008 “ oleh Yohan Alexander, Irfansyah .

Jurnal ini dibuat karena tahun 1980-an, industri komik Indonesia mulai menurun dari segi kuantitas dan bersamaan dengan itu, komik terjemahan Eropa dan Amerika mulai terbit. Sejak saat itu, posisi industri komik dan para komikus lokal semakin terancam keberadaannya di negerinya sendiri. Tahun 2000 an muncul penerbit komik hasil karya komikus Indonesia. Akan tetapi sayangnya komik yang terbit ternyata membawa pengaruh komik asing, terutama Jepang yang begitu kuat. Tidak seperti komikus Indonesia tahun 1970-an yang dianggap memiliki karakteristik sendiri, komikus pada periode 1990-an dianggap tidak memiliki identitas karena meniru gaya komik yang populer pada saat itu yakni komik Jepang dan komik Amerika (Darmawan, 2005).

Sampel dalam penelitian ini adalah difokuskan pada komik yang diterbitkan oleh PT. Elex Media Komputindo tahun 2000-an, diantaranya:
·         Grand Pandora karya felix (2004),
             Final Distance karya Rere (2005),
·         Wind Rider karya Is Yuniarto dan John G.Reinhard,
·         Red Feather karya Lukman Harry (2006) ,
·         Wayangbliz kabar Kibar dan Hander (2007) , dan
·         Dark Venus karya Eric (2008). 
Adapun alasan pemilihan sampel bergenre aksi tersebut karena didasarkan pada genre yang paling dominan diproduksi oleh negara Amerika, Eropa, dan Jepang.





Metode pengambilan datanya yaitu dengan Langkah diawali dengan
1.      mengobservasi komik Indonesia terbitan PT. Elex Media Komputindo tahun 2000-an.
2.      Mengidentifikasi beberapa komik asing Amerika,  Jepang, dan eropa untuk dikaji terkait ciri khas elemen visual storytelling dari masing-masing komik negara tersebut.
3.      Membandingkan karakteristik elemen visual storytelling komik Jepang, Amerika, dan Eropa tersebut dengan karakteristik elemen visual storytelling pada komik indonesia terbitan PT. Elex Media Komputindo tahun 2000-an.

Hasil penelitiannya dari segala unsur (bentuk karakter, bentuk muka, ekspresi muka, postur tubuh, bahasa tubuh dll ) didominasi Jepang dan eropa .

Kesimpulan dari jurnal ini adalah Komik Indonesia yang terbit pada tahun 2000-an cenderung dipengaruhi komik Jepang namun lebih ekstrim dalam hal personalisasi karya atau lebih subjektif. Efeknya adalah membuat komik Indonesia cenderung memiliki space lebih panjang namun menyederhanakan cerita karena dibatasi jumlah halaman. Dan Adanya pengaruh komik Amerika dan komik Eropa dikarenakan karyanya pernah disukai atau dibaca juga oleh para komikus Indonesia. Pengaruh tersebut terlihat pada kecenderungan komikus Indonesia untuk berusaha memberi kesan ilustrasi yang relatif ekspresif walaupun tidak ada relevansinya dengan cerita.

Sekian review saya mengenai jurnal kelompok terakhir ini , dimohon kritik dan sarannya buat para pembaca J sekian dan terima kasih J

Sabtu, 29 September 2012

Review ke 3 -analisis jurnal-


Melanjutan review presentasi observasi kelompok

Saya akan melanjutkan me-review presentasi kelompok mengenai jurnal observasi . Kelompok pertama pada hari selasa tanggal 25 september 2012 adalah

Kelompok 4

Mengenai Efektivitas Metode Pembelajaran Gotong Royong (cooperative learning) untuk menurunkan kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika. Kelompok 4 memilih jurnal ini karena menurut kelompok ini matemtika merupakan salah satu mata pelajaran yang menjadi momok kecemasan bagi sebagian pelajar termasuk pelajar SMP. Anggapan negatif tersebut semakin berkembang dengan adanya kenaikan standar kelulusan, khususnya untuk nilai matematika. Dan akhirnya peneliti tertarik untuk melakukan eksperimen untuk mengetahui apakah metode belajar tertentu dapat mengatasi kecemasan dalam belajar matematika.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 SMP 26 Semarang yang berjumlah 32 orang yang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 16 orang. Teori yang digunakan adalah teori Hurlock 1997 mendefinisikan kecemasan sebagai keadaan mental yang tidak enak berkenaan dengan sakit yang mengancam atau yang dibayangkan, yang ditandai dengan kekhawatiran, ketidakenakan, dan perasaan yang tidak baik, yang tidak dapat dihindari oleh seseorang. Dan ada juga teori mengenai gotong royong yaitu Stodolsky 1985, menyatakan bahwa metode pembelajaran gotong royong (cooperative learning) dapat menurunkan kecemasan siswa terhadap mata pelajaran ilmu pengetahuan dan matematika .
Melakukan eksperimen dengan cara membagi menjadi 2 kelompok dan memberikan pretes yang merupakan skala kecemasan. 2 kelompok tersebut dibagi menjadi kelompok control dn kelompok eksperimen . pada bagian kelompok eksperimen diberlakukan metode pembelajaran gotong royong. Hal ini terjadi selama 4 kali pertemuan . Metode yang digunakan menggunakan metode observasi, wawancara, dan skala kecemasan .
Hasil dari penelitin ini adalah ada pengaruh pemberian perlakuan berupa Metode Pembelajaran Gotong Royong (Cooperative Learning) terhadap kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika. Ada perbedaan kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika pada kelompok eksperimen dan kelompok control. Kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan mengalami penurunan skor kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika, sedangkan kelompok kontrol tidak.


Kemudian kelompok 2

Membahas jurnal Mengenai Kecemburuan pada kaum HomoSeksual pria (gay) di Jakarta . jurnal ini melatarbeakangi karena pernah ada kasus ryan yang memutilasi pasangan prianya . kasus kriminal ini dikarenakan minoritasnya kaum gay dank arena adanya kecemburuan berlebih dari salah satu dari pasangan gay tersebut .
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode wawancara dan sebagai penunjang adalah metode observasi . responden berjumlah 3 orang , memiliki orientasi homoseksual , usia 20-40 tahun, sudah pernah melakukan hubungan seksual, berpendidikan minimal SMA dan berdomisili di Jakarta .
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat semua faktor potensial yang menyebabkan ia menjadi gay seperti terdapat pada model teori. Faktor potensial itu adalah ketidakadaan figur ayah (ayah sebagai tokoh negatif),  terisolasi dari lingkungan sekitar, perasaan rendah diri, jenis permainan saat masih kecil, dan gaya hidup. Dari segi psikiatri, semua subyek merupakan homoseksual ego distonik. Hal ini dikarenakan ketika subyek masih mengalami konflik psikis, belum dapat menerima orientasinya serta masih menutupi orientasinya kepada orang lain.


Dan kelompok presentasi yang terakhir adalah kelompok 7 

mengenai Kohesifitas supporter tim sepak bola Persija oleh Bayu Wicaksono. Metode yang digunakan adalah metode wawancara dan observasi partisipan dimana peneliti terlibat langsung secara aktif. Subyek dari penelitian ini adalah  anggota The Jakmania dan merupakan bagian dari kelompok The Jak Kukusan , Jumlah Subjek sebanyak 2 orang yang masih dalam satu kelompok pada komunitas The Jak Kukusan.
Latar belakang jurnal ini adalah adanya Kelompok-kelompok kecil ini yang  memiliki aktifitas seperti berangkat bersama-sama dari suatu tempat menuju stadion tempat lokasi pertandingan Persija dan pulang bersama-sama menuju tempat asal. Kelompok The Jak Kukusan merupakan salah satu kelompok kecil yang tidak tercatat berdasarkan pembagian kelompok. 
Hal-hal tersebut diataslah yang melatar belakangi peneliti mengangkat tema kohesifitas dalam kelompok untuk dijadikan sebagai bahan penelitian, dikarenakan adanya pandangan masyarakat yang bertentangan mengenai suporter sepak bola.
Kesimpulan yang didapat dari jurnal ini adalah :
  1. Aktifitas kelompok dalam komunitas (main bola bareng, satu lingkungan, bakti sosial dan nonton bola bareng)
  2. aktifitas kelompok kecil (pulang pergi bersama, patungan, pulangdan pergi bersama), proses pengambilan keputusan kelompok (berdiskusi, solusi,pengambilan keputusan)
  3. identitas kelompok (warna, tulisan, logo-logo, warna, logo,atribut Persija), kohesivitas kelompok di luar lapangan (proses menumbuhkan keterikatan
  4. aktifitas sebelum pertandingan, aktifitas setelah pertandingan, tempat berkumpul,mencari kendaraan, menaiki kendaraan,menyanyikan yel-yel, membeli air dan rokok,tegur sapa, menuju tempat parkir, perjalanan pulang, membahas pertandingan).

Demikianlah review yang bisa saya sampaikan , selamat membaca dan tunggu update – an review lainnya ^.^ terima kasih J .

Sabtu, 22 September 2012

 

and for end ,,, 


about love







what my feeling of you is ------>

 

and then  ,,, ----->







and so sorry if me ...


Review 2 -Analisis jurnal-


Review 2
Analisis jurnal


Sekarang saya akan mereview mata kuliah psikodiagnostik 2 . Sebelumnya para mahasiswa mendapat tugas kelompok untuk menganalisis sebuah jurnal dan mempresentasikannya kepada mahasiswa lainnya . Untuk yang pertama mempresentasikan adalah kelompok 6 yang berjudul “ POST TRAUMATIC GROWTH PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA oleh Ade Fitri R. dan Erlina Listianti W”. 
Jurnal ini menggunakan metode kualitatif . Pada kelompok ini hal-hal yang saya dapatkan adalah 4 pertumbuhan pasca trauma penyakit kanker payudara yaitu peningkatan spiritualitas, positif Improvement in life, proses sosial semakin tinggi, dan relasi sosial semakin baik . Biasanya, ketika di diagnosis menjadi lebih memikirkan makan dan tujuan hidupnya . Hasil dari jurnal yang kelompok 6 ambil adalah : hikmah yag dapat diambil dari post traumatic growth atau pertumbuhan pasca trauma secara teoritis, konsep pertumbuhan masa trauma didefinisikan sebagai pengalaman perubahan hidup yang positif yang ingin memaknai faktor-faktor pasca traumatic. Selain itu, spiritualnya lebih kepada rasa bersyukur yang lebih besar kepada sang pencipta.
 Peningkatan rasa komitmen seseorang kepada tradisi keagamaan atau pemahaman yang lebih jelas dari keyakinan agama seseorang.






Kemudian, kelompok selanjurnya adalah kelompok 1 yang membahas “ Realita cinta dimata remaja perempuan dengan studi kasus Sindrom cinta pada seorang perempuan remaja pasca filem ‘ Ada Apa Dengan Cinta ‘ oleh Maria Lauranti Stephanie” .
 Jurnal ini membahas mengenai persepsi cinta dikalangan remaja perempuan setelah menonton film ‘ Ada Apa Dengan Cinta (AADC). Metode yang digunakan adalah metode observasi partisipasi karena peneliti terjun langsung dalam proses penelitiannya terhadap para partisipannya . kesimpulan yang didapat pada jurnal ini adalah media dan teman sebaya sangat berperan penting dalam kehidupan remaja dan dapat juga mempengaruhinya . hal ini berbahaya untuk remaja karena semakin lama akan semakin permisif . contonya filem kartun untuk anak akan memjadikan permisif kekerasan pada anak.


Terakhir kelompok yang mempresentasikan adalah kelompok 2 yaitu mengenai “ mitos tentang kehamilan “

Latar belakang jurnal ini adalah setiap makhluk hidup berproduksi untuk mendapatkan keturunan. Jurnal ini menggunakan metode fundamental dalam etologi yang mengadopsi sebuah pendekatan komparatif. Observasi tanpa intervensi mitos adalah system kepercayaan dari suatu kelompok manusia yang berdiri atas sebuah landasan yang menjelaskan cerita-cerita masa lalu. Alasannya karena fenomena kehamilan paling banyak terjadi dan mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan peneliti memilih ACEH Karena di sana masih melakukan ritual-ritual tertentu khususnya mitos kehamilan .
Jurnal ini menggunakan metode wawancara dan observasi bertemu langsung dengan responden . kesimpulannya adalah mitos masih berpengaruh di aceh, masih menjalankan tradisi proses kehamilan, turun menurun, masih meyakini, mencari tahu untuk kesehatan kehamilan karena adanya perubahan hormonal dan emosional ketika sedang hamil .


Sekian review 3 kelompok pertama dari saya J
Terima kasih .  

Kamis, 13 September 2012

Review 1 semester 5 “ OBSERVASI ”

Psikologi  dikuatkan oleh  observasi + wawancara   
                                                  Psikologi yang ilmiah

Alasan melakukan observasi ;
-          Yang dilihat performa manusia , ada yang berjalan lambat ada yang cepat
-          Observasi harusnya bisa diandalkan karena yang paling besar adalah visualnya
-          Tidak boleh menggunakan subjektivitas hanya melihat dan mencatat.
Subjektifitas yang dimaksud adalah :
·         Hanya membuat deskripsi
·         Jaga jarak , tidak memaknai sesuatu
·         Harus berdasarkan teori
·         Tidak memberikan penilaian atau justifikasi

Agar menjadi objektif yaitu dengan adanya peneliti harus lebih dari 1 dan peneliti harus mempunyai pengetahuan, pengalaman dan juga bukan orang awam.
Kelemahan Observasi memiliki konsep seperti gunung es yaitu Pengetahuan dan skill dapat diketahui, sedangkan Motif tidak bisa diketahui , namun bisa dilakukan dengan metode wawancara.


dalam melakukan observasi terdapat etika observasi , yaitu :
-          Jangan menyinggung masalah sensitive dan pribadi
-          Intervensi yang berlebihan
-          Waktu penelitian
-     Tidak boleh menyakiti orang yang diobservasi dan menggunakan obat-obatan
-          Tetap mengikuti nilai-nilai kemanusiaan.

Observasi ilmiah dilakukan dalam kondisi yang ditetapkan secara tepat dengan cara sistematis dan objektif, dan juga dengan pencatatan yang teliti. Observasi sistematis merupakan alat penting bukan hanya bagi psikolog  tetapi juga antropolog, sosiologi, dan etolog . Tujuan utama metode observasional adalah untuk mendepresikan perilaku selengkap dan seakurat mungkin. Dalam usaha mencapai tujuan ini , peneliti menghadapi berbagai tantangan yang serius . Mustahil bagi peneliti untuk mengobservasi semua perilaku seseorang. Ilmuan menyandarkan diri pada observasi terhadap sampel perilaku orang, tetapi mereka harus memutuskan apakah sampel mereka mewakili perilaku yang biasa dilakukan oleh orang itu .

Observasi menjadi sumber yang kaya bagi berbagai hipotesis tentang perilaku. Observasi juga dapat menjadi langkah pertama dalam menemukan mengapa kita berperilaku dengan cara tertentu. Dalam metode observasi ada istilah validitas eksternal yang mengacu sejauh mana hasil-hasil sebuah penelitian dapat digeneralisasikan ke populasi-populasi, settings, dan kondisi-kondisi yang berbeda. Validitas berhubungan dengan truthfulness (tingkat kepercayaan). Untuk meningkatkan validitas eksternal yaitu dengan adanya tata cara time sampling dan situation sampling.

Time sampling mengacu pada peneliti yang memilih interval waktu untuk melakukan observasi secara sistematis atau secara acak. Situation sampling melibatkan observasi perilaku di banyak lokasi yang berbeda dan dalam keadaan dan kondisi yang berbeda .

Metode observasional dapat diklasifikasikan berdasarkan dua dimensi. Pertama, antara  “observasi dengan intervesi” atau “observasi tanpa intervensi”. Dimensi kedua melibatkan metode pencatatan perilaku.

  • Observasi tanpa intervensi
Observasi tanpa intervensi bisa disebut juga observasi naturalistik yaitu observasi terhadap perilaku dalam setting alamiah tanpa upaya dari pihak pengamat untuk mengintervensi. Dengan kata lain, peneliti tidak mengatur secara khusus sebuah setting dimana perilaku biasanya terjadi. Tujuan observasi naturalistik adalah untuk mendepresikan perilaku seperti yang terjadi secara normal dan meneliti hubungan diantara berbagai variabel. Observasi naturalistik membantu memantapkan validitas eksternal temuan-temuan laboratoris.

  • Observasi dengan intervensi
Yaitu observasi yang dilakukan peneliti dengan memanipulasi atau membuat setting secara khusus dalam kondisi tertentu saat melakukan observasi. Ada tiga metode observasi penting yang digunakan peneliti bila mereka memilih untuk mengintervensi setting alamiah, yaitu partsipan observation, structured observation, dan field experiment.
è Participant observation yaitu pengamat (observer) memainkan peran ganda yaitu mengobservasi perilaku orang-orang dan sekaligus berpartisipasi secara aktif dalam situasi yang sedang mereka observasi.
è Structured observation yaitu pengamat melakukan intervensi untuk menyebabkan timbulnya suatu kejadian atau untuk merancang sebuah situasi sehingga kejadian yang dimaksud dapat dicatat secara lebih mudah dibanding bila tanpa intervensi.
è Field experiment yaitu seorang peneliti memanipulasi satu variabel independen atau lebih dalam setting alamiah untuk menetapkan efeknya pada perilaku.


Sumber :
Shaughnessy. J. J., Zechmeister. B. Eugene., Zechmeister. S. Jeanne., (2007). Metodelogi Penelitian psikologi edisi ketujuh. Pustaka Belajar